Rapel Jejak Menuju KKN-PPM 2017: Kisah-Perjalanan-Kasih

By Futuha Sara - 05.42


Sekitar Februari 2016, sebuah pesan di akun line saya terbaca: "Mohon maaf, Anda tidak berkesempatan untuk turut mengabdi dalam KKN-PPM *****",
atau di Official account line "calon" Tim KKN-PPM yang saya ikuti... "Hasil open recruitmen..." tidak ada nama saya.
atau ketika saya mendaftarkan diri, disuruh membawa CV, diwawancarai, ditanya memiliki keahlian apa, dan itu semua berujung penolakan.
Maret 2016 sepertinya adalah bulan patah hati saya, pada saat itu saya mendaftar salah satu "calon" Tin KKN-PPM, lokasinya di Jawa Tengah, tidak jauh. Dan kamu tau apa yang saya dapatkan?

"Mohon maaf, Mba, tim kami tidak membutuhkan rekan dari geografi".


Kesal rasanya. Saya sudah capek ikut oprec-oprec an lagi, ngirim CV lagi, diwawancarai lagi, ditanyain keahliannya apa lagi. Yah, begitulah, proses di mana saya mencari Tim KKN yang mau menerima saya. Apa adanya tentu.

Hingga suatu ketika, teman saya, di grup angkatan Geografi 2014 menanyakan: Adakah yang bisa KKN di Wonosobo dan bisa melakukan pemetaan longsor atau setidaknya analisis bencana longsor?

Saya langsung tuh nge-PM temen saya, Tanya, kenapa nyari orang, lokasinya di mana, kormanit nya siapa, dan lain-lain. Pada saat itu ceritanya saya juga mendapat tawaran tim KKN di lokasi lain, di NTT. Namun belum saya iyakan. Hatinya masih ganjel hehe. Kemudian segeralah saya Tanya ke Bapak,

Bapak, NTT apa Wonosobo?

What Bapak said?


"Wonosobo ae Ndhuk..."


Izin di tangan, tapi saya tidak serta merta langsung mengiyakan tawaran teman saya, akhirnya saya nge-PM Aditya, jejaka asal Wonosobo yang sudah mahir mengenali kabupaten/kota-nya, kemudian dia googling terkait calon lokasi KKN saya itu. daaan, ternyata calon lokasi itu adalah Desa Wisata!

Akhirnya, saya mengiyakan tawaran teman saya yang di grup angkatan tadi. Tanpa fafifu, saya diterima di tim tersebut. Senang. Akhirnya bisa dapat tim. Alasan saya memilih Wonosobo sebagai lokasi KKN adalah, pada saat itu saya masih terikat PKM-PE 2 judul, yang lokasi penelitiannya di Dieng, Wonosobo. Daaan, pada saat itu pula, adek-adek UKM saya, GSC, sedang ada RISAR di Dieng. Saya kepengen menjenguk mereka. Tidak hanya itu sih, alasan saya memilih Wonosobo selain pemandangannya yang bagus adalah: Kalo balik Jogja bisa enak, 2 jam naik prameks dari Purworejo. Hehe.

Alhasil, sebuah desa di Rangkaian Pegunungan Serayu Selatan, dengan ketinggian berkisar 850-1200 mdpl, iklim monsunal, menjadi lokasi saya mengabdi selama 56 hari. Desa tersebut bernama Mergolangu. Terletak di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo.

Sebuah desa yang terletak di Jawa, namun sensasinya serasa di luar Jawa.



Puji Allah, setelah banyak penolakan yang saya terima, Tuhan mempertemukan saya dengan kebaikan-kebaikan lainnya.


Cerita-cerita ini akan berlanjut,
Rajutan kebaikan-kebaikan yang terikat kasih.
Kisah-kisah yang selalu disyukuri.

Semangat Paagiiii!

  • Share:

You Might Also Like

0 comments